Hello from archipelago country, Indonesia! I was born in East Java, Indonesia in 1990. I obtained my degree in Biology (B.Sc. Hons.) from Sebelas Maret University, Surakarta, Central Java, in 2012. I have been interested in bryophytes since the third year of university when visiting the moss garden at Cibodas Botanical Garden, West Java in 2011 as part of the field trip of the plant systematics course. At that time, I saw that the moss garden was very beautiful, unique, and I saw different species with various size and growth forms. I did not have any intention to do research in bryophytes, just admiring the beauty of them.
I was a teaching assistant for a Plant Systematics course at Sebelas Maret University during 2009 – 2012. After completing my tertiary education, I worked as a freelance tutor in a tutoring institution in Central Java. Since 2014, I work as a researcher at the National Research and Innovation Agency (formerly Indonesian Institute of Sciences/Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia – LIPI) and was assigned to Cibodas Botanical Garden. It was from this time that I started to deeply learn about bryophytes, did some research and found that they were interesting!
My research interests include the systematics, biodiversity, and conservation of bryophytes, with an emphasis on the tropics.
In 2020, I earned my master’s degree in biology (M.S. conc. Cell Biology and Molecular Biology) at the University of South Florida (USF), Tampa, USA. During my masters, I was a volunteer at the USF Herbarium, helping the curator in digitizing specimens of the Florida Plant Atlas, helping the scientist to develop an interactive key of the mosses of Central Florida.
I was also a visiting scholar at the Field Museum, Chicago, undertaking the Field Museum’s field guide training (Developing rapid color guides illustrating the distinction between plant groups) and developing an online checklist under the project “Bryophyte flora (mosses, liverworts, hornworts) of Indonesia” through the Bryophyte Portal (http://bryophyteportal.org/portal/projects/index.php?pid=16).
During this time, I was awarded the student travel grants from USF Herbarium, USF World, and the International Association of Bryologists to participate in the 2019 Bryology conference in Madrid, Spain as a poster presenter.
Other bryological experiences include the workshop Taxonomic capacity building of Bryophytes, held by ASEAN Centre for Biodiversity (ACB), supervised by Benito C. Tan (2014) and a participant of the online mini seminar: Hornwort Biology and Systematics with Juan Carlos Villareal Aguilar as an instructor, held by the Eagle Hill Institute (2021).
It was interesting when I participated in ACB workshop, we learned and worked in the classroom, the field, and the laboratory. I felt like that was an ideal training although in a very short time. For hornwort training, it was online but still interesting.
As a person without a bryological background, when I first started in bryology it was really challenging, yet interesting! Challenging because we were working with very tiny plants, new terms, and having to work with microscopes. I still remember the first time I tried to make slides; I tried a hundred times but finally made it!
I have some publications, mostly published in national journal (https://scholar.google.com/citations?user=dOfjpPsAAAAJ&hl=id). I have been working on the diversity of Indonesian bryophytes (mosses, liverworts, hornworts).
I have also published a guide for beginners with several colleagues from different institutions (can be downloaded at https://fieldguides.fieldmuseum.org/sites/default/files/rapid-color-guides-pdfs/1270_bryophytes_for_beginners_indonesian_version.pdf). The guide is adapted from the English version, because I realized that most Indonesians find difficulties in learning bryophytes in foreign languages (mostly in English, Dutch, German). So, we published an Indonesian version, with the illustrations mostly from Indonesian species.
Recently, I published the checklist “An archipelago within an archipelago: A checklist of liverworts and hornworts of Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda Islands), Indonesia and Timor-Leste (East Timor)” together with Lars S?derstr?m (Norwegian University of Science and Technology), Anders Hagborg (Field Museum), Matt Von Konrat (Field Museum) and other bryologists from Indonesia (2021).
Apart from research activities, I have also been interesting in education, this includes garden tours, as a guest lecturer in universities, and supervising interns, particularly in bryology.
I am an active member of the International Association of Bryologists since 2018 and have been continuing my participation in the Worldwide Engagement for Digitizing Biocollections (WeDigBio). Currently, I am continuing my research work on the bryophytes, with more focus on liverworts and hornworts.
Biography in Indonesian
Salam dari negara kepulauan, Indonesia! Saya lahir di Jawa Timur pada tahun 1990. Saya menyelesaikan S1 – Biologi dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada tahun 2012. Saya mulai tertarik dengan tumbuhan lumut ketika sedang melaksanakan kuliah lapangan pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan di Kebun Raya Cibodas. Saat itu saya melihat taman lumut yang ada di sana dan melihat berbagai jenis lumut dengan bentuk yang unik dan berbagai macam ukuran. Ketika itu saya hanya sekedar mengagumi taman lumut dan sama sekali tidak terpikir untuk melakukan penelitian tentang lumut.
Sebelumnya, saya merupakan asisten praktikum pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan di Jurusan Biologi FMIPA UNS pada tahun 2009-2012. Setelah lulus, saya bekerja sebagai tutor mata pelajaran Biologi di sebuah lembaga bimbingan belajar di Jawa Tengah. Sejak tahun 2014, saya bergabung dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI (saat ini telah berganti menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN) dan mendapatkan penugasan di Kebun Raya Cibodas. Pada saat inilah saya mulai belajar lebih banyak tentang tumbuhan lumut dan melakukan penelitian di bidang tersebut. Saya tertarik pada bidang sistematika, keanekaragaman, dan konservasi tumbuhan lumut, khususnya di daerah tropis
Pada tahun 2020, saya menyelesaikan studi S2 di bidang Biologi (konsentrasi pada Biologi Sel dan Molekuler) di University of South Florida (USF), Tampa, Amerika Serikat. Selama studi S2, saya menjadi volunteer di herbarium USF untuk membantu kurator dalam mendigitalisasi spesimen untuk Atlas Tumbuhan Florida dan membantu profesor dalam mengembangkan kunci identifikasi interaktif tumbuhan lumut khususnya di daerah Central Florida.
Pada saat itu saya juga melakukan “Independent Study” ke Field Museum, Chicago, dan mendapatkan pelatihan pembuatan petunjuk lapangan. Selama di sana saya mengerjakan proyek “Bryophyte flora (mosses, liverworts, hornworts) of Indonesia”, mengembangkan petunjuk lapangan untuk pemula dan mengembangkan checklist online pada sebuah portal (Bryophyte Portal) yang dapat diakses pada http://bryophyteportal.org/portal/projects/index.php?pid=16).
Sebagai mahasiswa S2, saya juga aktif mengikuti seminar dan konferensi. Saya mendapatkan pendanaan perjalanan (student travel grants) dari herbarium USF, USF World, dan International Association of Bryologists (IAB) untuk mengikuti konferensi internasional (2019 Bryology conference) sebagai presenter poster di kota Madrid, Spanyol.
Pengalaman lainnya di bidang briologi antara lain mengikuti workshop Taxonomic capacity building of Bryophytes (peningkatan kapasitas di bidang briologi), yang diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Biodiversity (ACB) dan belajar bersama Benito C. Tan (2014) dan sebagai peserta dalam workshop Hornwort Biology and Systematics (Biologi dan Sistematika Lumut Tanduk) yang diadakan oleh Eagle Hill Institute (2021) bersama Juan Carlos Villareal Aguilar.
Kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh ACB terdiri dari pembelajaran di dalam kelas, pengamatan di lapangan, dan juga pengamatan di laboratorium. Saya merasa workshop tersebut sangat ideal untuk meningkatkan kemampuan di bidang briologi meskipun dalam waktu yang cukup singkat. Meskipun demikian, workshop tentang biologi lumut tanduk yang dilaksanakan secara online juga cukup menarik.
Sebagai orang yang tidak memiliki latar belakang di bidang briologi, saya mengalami banyak tantangan dalam mempelajarinya. Bidang ini sangat menantang karena kita harus bekerja dengan tumbuhan yang berukuran sangat kecil, mempelajari istilah-istilah baru, dan harus bekerja di bawah mikroskop. Saya memiliki pengalaman ketika pertama kali belajar membuat preparat irisan daun lumut, saya harus mencoba hingga ratusan kali sampai akhirnya berhasil memperoleh preparat yang bagus.
Beberapa publikasi saya dapat dilihat pada laman Google Scholar (https://scholar.google.com/citations?user=dOfjpPsAAAAJ&hl=id). Kegiatan penelitian saya terutama pada keanekaragaman tumbuhan lumut di Indonesia. Saya dengan beberapa kolaborator juga mempublikasikan petunjuk untuk pemula yang ingin mengenal tumbuhan lumut yang dapat diunduh pada laman https://fieldguides.fieldmuseum.org/sites/default/files/rapid-color-guides-pdfs/1270_bryophytes_for_beginners_indonesian_version.pdf. Petunjuk tersebut disajikan dalam Bahasa Indonesia untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mempelajari tumbuhan lumut.
Pada tahun 2021, saya bersama beberapa kolaborator internasional di antaranya Lars S?derstr?m (Norwegian University of Science and Technology), Anders Hagborg (Field Museum), dan Matt Von Konrat (Field Museum), serta para peneliti tumbuhan lumut di Indonesia mempublikasikan checklist lumut hati dan lumut tanduk di Kepulauan Sunda Kecil dan Timor Leste dengan judul An archipelago within an archipelago: A checklist of liverworts and hornworts of Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda Islands), Indonesia and Timor-Leste (East Timor)
Selain kegiatan penelitian saya juga tertarik pada bidang pendidikan terutama mengedukasi masyarakat termasuk di antaranya kegiatan pemanduan, sebagai dosen tamu pada beberapa universitas, serta membimbing mahasiswa dalam kegiatan magang dan penelitian terutama di bidang briologi.
Saya merupakan anggota aktif dari organisasi International Association of Bryologists sejak tahun 2018 dan berpartisipasi dalam kegiatan Worldwide Engagement for Digitizing Biocollections (WeDigBio). Fokus penelitian saya saat ini pada kelompok lumut hati dan lumut tanduk.